Rabu, 06 Januari 2010

Kriteria Pemilihan Jodoh

TANYA: Saya seorang karyawati, mempunyai saudara sepupu perempuan bernama H. Dia sudah janda dan suaminya meninggal dunia 10 tahun yang lalu.

Sejak masih muda kami akrab dan saling curhat masalah cowok. Jadi, tidak ada rahasia di antara kani, bahkan sampai masing-masing kami berumah tangga, kalau ada masalah, kami salaing bertukar pikiran. Kami sekeluarga menganggap H seperti saudara kandung.

Beberapa bulan yang lalu ia curhat tentang laki-laki yang ingin menikah dengannya. Ia minta pertimbangan tentang mana laki-laki yang bisa berperan sebagai suami yang baik dan bapak dari dua anaknya yang menginjak remaja. Ia bingung untuk memilih, karena masing-masing punya kelebihan dan ia takut kalau salah pilih.

Karena banyak kasus tentang suami kedua yang hanya cinta pada istri, tetapi tidak peduli pada anak tiri. Terkadang ia enggan berumah tangga lagi kalau melihat ada suami yang tega melakukan kekerasan pada istrinya. H meminta pendapat saya tentang kriteria  calon suami dan sekaligus ayah bagi anak anaknya.

Meskipun ia pernah bersuami, tetapi untuk memilih pengganti suaminya yang sudah meninggal, H merasa kesulitan. Bagaimana  kriteria memilih  suami yang baik, menurut tuntunan Islam?  (Ny Tanti) 
     
Jawab: Ibu Tanti,selama ini ibu punya saudara sekaligus teman dalam suka dan duka. Kiranya H cukup hati-hati dalam berteman, termasuk dalam  memilih calon suami kedua.

Meskipun banyak yang simpati dan secara terus terang sudah  menyatakan cinta, ia  tidak mau  terburu-buru menanggapi.
Pemilihan jodoh merupakan  langkah awal  yang  menentukan  kebahagiaan  hidup berumah tangga.

Jika salah pilih, bukan  ketenteraman yang diperoleh, namun penderitaan yang berkepanjangan. Maka  sebelum menetapkan pilihan,perlu dicermati sesuai  tuntunan yang ditunjukkan agama,antara lain Pertama, mempunyai  iman yang teguh dan akhlak yang mulia.

Laki laki yang  bertakwa kepada Allah, akan  menghormati dan memuliakan isterinya , dan  jika ia marah, tidak  akan memukul istrinya. Karena Allah memerintahkan  agar para suami  bergaul  secara baik dengan istrinya sebagaimana tersebut dalam firmanNya

”Dan pergaulilah mereka (istrimu ) dengan cara yang baik  dan pantas (QS An NisaĆ­:19 ) Untuk mengetahui  kadar keimanan  seseorang tidak cukup  dengan melihat ibadahnya  saja, tetapi juga dari sikap dan perilakunya yang baik seperti jujur, dapat dipercaya, menepati janji, menjauhkan  diri dari perbuatan maksiat dan harta yang haram. Kedua keturunan orang yang  saleh, luhur budinya dan  terhormat.

Kemuliaan  di sini lebih ditekankan pada  kepribadian, bukan  karena  harta. Meskipun harta  ikut memengaruhi  kebahagiaan  keluarga, tanpa disertai iman dan  pribadi yang luhur, harta  bisa menjadi  sumber malapetaka. Sebaliknya  jika  digunakan  sesuai tuntunan agama, akan  mendatangkan  kebahagiaan  bagi  keluarga..

Dari  tuntunan  agama, ibu dapat memberikan pertimbangan kepada H untuk memilih  laki - laki yang  sudah menyatakan cintanya. Selain kriteria di atas, jangan lupa berikan saran bagi H agar mohon petunjuk kepada Allah, melalui salat istikharah agar dipilihkan jodoh  yang dapat membawa pada jalan menuju kebahagiaan  hidup dunia maupun akherat. (37)
(Suara Merdeka 6 Januari 2010)