Rabu, 24 September 2008

Tertarik Janda

Tanya : 
SAYA pegawai swasta, berusia 36 tahun, belum menikah. Dulu pernah punya pacar dan hampir menikah, tetapi gagal karena orang tua tidak menyetujui. Meskipun ada teman wanita yang mendekati saya, tetapi dalam waktu yang cukup lama belum ada yang cocok di hati. Sesungguhnya orang tua selalu mendorong agar saya segera menikah, tetapi sampai sekarang saya belum dapat memenuhi harapan itu. 

Beberapa bulan yang lalu ada tetangga baru pindah dari kota B. Selain bapak, ibu, dan anak, ada pula seorang gadis bernama L yang merupakan kemenakan keluarga. Kebetulan ia bekerja di kantor yang bersebelahan dengan tempat kerja saya. Kami akhirnya saling kenal dan tidak jarang kami pulang bersama. Dari informasi teman yang kebetulan sekantor dengannya, diketahui ia sudah janda karena suaminya meninggal. 

Pada bulan Ramadan ini, hubungan kami tambah akrab dan saling menyayangi karena kami menjadi panitia kegiatan di masjid tempat tinggal kami. Saya merasa cocok dan mantap untuk menjadikannya sebagai istri, tetapi ada rasa takut mengatakan kepada orang tua tentang status L. Saya khawatir mereka akan menolak. Perlukah saya berterus terang kepada orang tua tentang status L dan apakah perkenalan singkat dapat menjamin kebahagiaan kelak? (Arif). 

Jawab : 
Pernikahan merupakan sunah Rasulullah yang membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat. Adanya kasih sayang antara suami dan isteri akan mendukung terciptanya kebahagiaan berkeluarga. Arif dan L sudah mempunyai modal menuju kebahagiaan berumah tangga, yaitu kasih sayang dan keimanan. Ini melandasi hubungan suami dan isteri dalam bekerja sama untuk saling menolong mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.  Kerja sama itu sebagaimana digambarkan oleh Allah dalam firman-Nya: “Orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka  adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang makruf dan mencegah yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan rasulnya’’ (QS At-Taubah: 71). 

Kemantapan Arif untuk menjadikan L sebagai isteri tentu tidak lepas dari pertimbangan yang matang tentang kepribadian dan keimanannya. Bukan lama atau singkat dari perkenalan karena hal ini bukan penentu kebahagiaan dalam rumah tangga. 

Karena itu, Arif sebaiknya segeralah berterus terang kepada orang tua tentang status L dan perihal rencana menikah dengannya. Kiranya orang tua Arif termasuk bijaksana dan tidak melihat kebahagiaan semata-mata ditentukan oleh status bujang atau janda.  Jangan lupa mohonlah pertolongan Allah agar diberikan kemudahan untuk mewujudkan keluarga yang bahagia lahir dan batin. (80)
(Suara Merdeka 24 September 2008)

Rabu, 17 September 2008

Godaan di Bulan Suci

Tanya 

Saya adalah karyawati dan suami menjadi wiraswasta. Kami telah punya dua anak balita. Akhir-akhir ini saya mendapat godaan dari R, pimpinan kantor yang baru menempati posisi tersebut selama lima bulan. Meskipun beberapa teman telah memberitahu kepada saya bahwa ia tertarik dengan saya, namun saya tidak pernah menanggapi. 

Suatu ketika ada buka bersama yang diselenggarakan oleh rekanan. Ternyata R juga hadir dalam acara itu dan pulangnya ia mengantar saya sampai rumah, meski saya sudah menolak tawarannya. Di tengah perjalanan R menyatakan bahwa ia menyukai saya dan mengharapkan saya mau menikah dengannya. Saya terkejut mendengar permintaannya. 

Ia tahu bahwa saya sudah berkeluarga, namun ia tetap pada keinginannya. Saya tidak mau meninggalkan suami dan anak yang saya cintai. Namun saya tidak berani mengatakan yang sebenarnya. Bagaimana sebaiknya sikap saya terhadap R agar tidak menganggu keharmonisan hubungan kerja kami dan terhindar dari godaan. (Muti) 

Jawab 

Ibu Muti, godaan yang datang dari R merupakan ujian bagi kesetiaan Ibu. Meskipun R adalah atasan Ibu, namun Ibu Muti harus mengatakan jujur bahwa Ibu tidak ingin mengkhianati suami. Beritahukanlah pula bahwa kehidupan ibu bersama keluarga sudah cukup bahagia sehingga tidak mungkin Ibu berpaling kepada lelaki itu. 

Usahakan agar tidak ada kesempatan untuk menggoda Ibu. Kalau perlu, untuk sementara waktu, Ibu membatasi agar tidak terlalu dekat dengan R, kecuali ada urusan pekerjaan. Sekali lagi, mintalah pertimbangan suami ibu sehingga ia tidak akan berani mengganggu Ibu. Mintalah maaf kepada R karena Ibu tidak dapat memenuhi harapannya. 

Dan doakan agar dia diberikan jodoh oleh Allah yang ideal dan dapat memberikan kebahagiaan di dunia dunia dan akhirat. 
Dengan demikian, Ibu dapat menjalani ibadah di bulan Ramadan ini dengan hati yang tenang. Jangan lupa senantiasa memohon perlindungan dan bimbingan Allah. (80)
(Suara Merdeka 17 September 2008)

Rabu, 10 September 2008

Berkah Ramadan

Tanya : 
SAYA seorang mahasiswi, punya kenalan P (duda). Menurutnya, kehidupan rumah tangganya dulu tidak harmonis sehingga bercerai. Awalnya kami bertemu di tempat jualan buku di depan masjid. Ternyata ia mempunyai kesukaan membaca, sama dengan saya. Sebenarnya saya pernah punya teman laki-laki bernama M, namun telah lama putus hubungan. Ketika pacaran, kami pernah melakukan dosa meskipun bukan perzinaan. Sebulan yang lalu, P  menyatakan cintanya dan memintaku jadi isterinya. Namun saya belum memberikan jawaban karena dosa saya dulu selalu merisaukan hati. Di bulan puasa ini, saya ingin bertobat dan segera menikah agar tidak jatuh dalam perbuatan dosa. Apakah Allah akan menerima taubat saya dan apakah saya perlu menceritakan masa lalu saya kepada P? (Raina)

Jawab : 
Ananda Raina, kami dapat memahami kerisauan hati karena pernah berbuat dosa. Sebagai seorang gadis, peristiwa itu kadang menghantui masa depan, terutama sewaktu menghadapi pernikahan dengan P. Keinginan Raina untuk bertobat perlu segera diwujudkan. Dan Allah akan mengampuni hamba-Nya yang mau bertaubat sebagaimana tersebut dalam firman: ’’Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu, dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai (QS  at-Tahrim :8 ).’’ 

Jangan lupa di bulan puasa ini perbanyak istighfar (mohon ampun) serta bimbingan Allah agar dijauhkan dari godaan yang dapat merusak tobat. Perihal keinginan menikah dengan P merupakan langkah yang baik. Sebelum itu, cobalah diteliti dulu mengenai status P. Apakah betul ia telah bercerai dengan isterinya. 

Hal ini bisa diketahui antara lain dari surat cerainya. Apabila P menginginkan segalanya terbuka, termasuk masa lalu Raina, maka perlu berterus terang kepadanya tentang hubungan Raina dengan M. Sebaliknya Raina bisa juga meminta informasi tentang masa lalu P. Tentu bukan untuk mengungkap kejelekan, tetapi agar bisa saling memahami kekurangan dan kelebihan masing-masing sehingga bisa menerima  apa adanya. Jangan lupa mohon petunjuk Allah agar diberikan jalan yang dapat mengantarkan pada kebahagiaan berumah tangga. (80)
(Suara Merdeka 10 September 2008)