Rabu, 17 September 2008

Godaan di Bulan Suci

Tanya 

Saya adalah karyawati dan suami menjadi wiraswasta. Kami telah punya dua anak balita. Akhir-akhir ini saya mendapat godaan dari R, pimpinan kantor yang baru menempati posisi tersebut selama lima bulan. Meskipun beberapa teman telah memberitahu kepada saya bahwa ia tertarik dengan saya, namun saya tidak pernah menanggapi. 

Suatu ketika ada buka bersama yang diselenggarakan oleh rekanan. Ternyata R juga hadir dalam acara itu dan pulangnya ia mengantar saya sampai rumah, meski saya sudah menolak tawarannya. Di tengah perjalanan R menyatakan bahwa ia menyukai saya dan mengharapkan saya mau menikah dengannya. Saya terkejut mendengar permintaannya. 

Ia tahu bahwa saya sudah berkeluarga, namun ia tetap pada keinginannya. Saya tidak mau meninggalkan suami dan anak yang saya cintai. Namun saya tidak berani mengatakan yang sebenarnya. Bagaimana sebaiknya sikap saya terhadap R agar tidak menganggu keharmonisan hubungan kerja kami dan terhindar dari godaan. (Muti) 

Jawab 

Ibu Muti, godaan yang datang dari R merupakan ujian bagi kesetiaan Ibu. Meskipun R adalah atasan Ibu, namun Ibu Muti harus mengatakan jujur bahwa Ibu tidak ingin mengkhianati suami. Beritahukanlah pula bahwa kehidupan ibu bersama keluarga sudah cukup bahagia sehingga tidak mungkin Ibu berpaling kepada lelaki itu. 

Usahakan agar tidak ada kesempatan untuk menggoda Ibu. Kalau perlu, untuk sementara waktu, Ibu membatasi agar tidak terlalu dekat dengan R, kecuali ada urusan pekerjaan. Sekali lagi, mintalah pertimbangan suami ibu sehingga ia tidak akan berani mengganggu Ibu. Mintalah maaf kepada R karena Ibu tidak dapat memenuhi harapannya. 

Dan doakan agar dia diberikan jodoh oleh Allah yang ideal dan dapat memberikan kebahagiaan di dunia dunia dan akhirat. 
Dengan demikian, Ibu dapat menjalani ibadah di bulan Ramadan ini dengan hati yang tenang. Jangan lupa senantiasa memohon perlindungan dan bimbingan Allah. (80)
(Suara Merdeka 17 September 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar