Rabu, 11 Februari 2009

Istri kesayangan Ibuku

Tanya:
Saya  baru saja menikah dengan R, teman sekamor, yang sudah janda dan punya seorang anak.Sebelum menikah dengan R, saya sudah punya istri N dan dua orang anak. Sebenarnya saya tidak ingin menceraikan, tetapi karena ia tidak mau dimadu, akhrinya saya ceraikan sebelum menikahi R.

N adalah istri pilihan Ibuku menurut Ibu. N adalah istri yang baik dan berbakti pada orang tua. Maka sesungguhnya ibu tidak setuju kalau saya bercerai dengan N. Karena saya tetap menceraikan N, maka ibu marah dan tidak mau tinggal bersamaku.

Sebulan yang lalu saya dan R meminta maaf kepada ibu namun beliau tidak mau menemui kami. Ibu juga menuduh R adalah penggoda yang menyebabkan rusaknya rumah tanggaku dengan N.

Meskipun hati saya kecewa dengan R dan sedih mendengar tuduhan tersebut, namun tidak dapat berbuat banyak. Bagaimana sebaiknya kami bersikap kepada Ibu agar beliau mau memaafkan kesalahan kami. (Arya)

Jawab:
Pak  Arya, meskipun N adalah pilihan Ibu, namun Bapak telah menerima sebagai istri. Bahkan Bapak sudah mempunyai dua anak. Semua itu kiranya menjadi alasan bagi Pak Arya untuk menolak R sebagai penggoda dan penyebab rusaknya rumah tangga bapak bersama N. Mengenai benar atau tidaknya tuduhan itu, kiranya Bapak dan R yang lebih tahu.

Pada beberapa kasus  perceraian yang disebabkan munculnya orang ketiga, jarang yang mempunyai kesadaran seperti R, yang merasa bersalah dan menganjurkan Pak Arya rujuk kembali dengan N.

Kalau Pak Arya memandang bahwa rujuk kembali itu membawa manfaat, seperti membahagiakan ibu dan menjaga dampak positif, maka Bapak bisa membicarakan dengan N. Kalau ia tidak menolak untuk dimadu, bersedia dinikahi kembali, selanjutnya bapak dapat menemui Ibu. (80)

(Suara Merdeka 11 Februari 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar