Rabu, 17 Juni 2009

Ingin Bertobat dan Menjadi Lebih Baik

Tanya:
Saya ibu rumah tangga, mempunyai enam anak yang sudah dewasa. Suami sudah meninggal lima tahun lalu. Sewaktu suami sakit dan tidak dapat mencari nafkah, saya telah menempuh jalan yang dilarang oleh agama, seperti menipu, mencuri, bahkan saya pernah menjual diri karena terpaksa.

Semua itu saya lakukan untuk mencukupi kebutuhan anak-anak, serta untuk membeli obat bagi suami yang sakit. Setelah suami meninggal, saya bertambah bingung, karena tidak ada yang bisa diajak bicara untuk mengatasi kesulitan rumah tangga.

Pada waktu sulit seperti itu, saya mendapat nasihat dari seorang ustad agar berubah menjadi baik, sehingga kami sekeluarga diberi jalan keluar dari kesulitan oleh Allah. Apa yang harus saya lakukan agar bisa menjadi orang yang lebih baik dari kemarin?  
(Ny Narti)

Jawab:
Ibu Narti, semua manusia tidak bisa lepas dari berbuat salah dan lupa. Namun Allah sangat menyayangi manusia, sehingga selalu memberi petunjuk agar orang yang bersalah dapat kembali ke jalan yang benar. Kiranya Ibu termasuk yang diberi petunjuk Allah, sehingga mempunyai keinginan untuk menjadi lebih baik dari kemarin.

Untuk menghilangkan dosa-dosa yang pernah dilakukan, Ibu perlu bertobat kepada Allah. Caranya, memohon ampunanNya (baca istighfar). Selanjutnya, ungkapkan penyesalan atas dosa-dosa masa lalu di hadapan Allah, setelah shalat. Berjanjilah kepada Allah, tidak akan mengulangi lagi perbuatan dosa itu.
Niatkan dalam hati Ibu Narti agar menjadi orang yang lebih baik. Wujudkan niat itu dalam perilaku sehari-hari. Untuk menyempurnakan pertobatan itu, Ibu bisa mengikuti petunjuk Rasulullah SAW, bahwa orang Islam yang sempurna adalah yang tidak menyakiti orang lain dengan perkataan maupun perbuatannya (HR Imam Abu Daud).

Selain harus menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang dapat meyakiti hati orang lain Ibu Narti perlu juga memperbaiki  ekonomi keluarga dengan jalan usaha. Cobalah memulainya dengan usaha yang diminati dan dapat menghasilkan uang. Misalnya jual makanan atau buka jahitan/salon, sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimiliki Ibu sekeluarga.

Usaha itu akan mendukung keinginan Ibu untuk tidak melakukan lagi perbuatan dosa seperti dulu, yang terjadi karena kesulitan ekonomi. Jangan lupa terus mohon pertolongan Allah, agar selalu diberi jalan yang mudah untuk mendapatkan rezki yang halal dan bermanfaat. (32)

(Suara Merdeka 17 Juni 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar