Rabu, 03 Juni 2009

Pilih Ortu atau Pacar?

Tanya:
Saya gadis  berumur 21 tahun, sedang menjalin cinta dengan cowok berusia 25 tahun. Hubungan kami sudah cukup lama, dan kami saling mencintai serta menghargai satu sama lain. Kami bersepakat melanjutkan hubungan ini sampai jenjang pernikahan. Tapi orang tua saya melarang hubungan kami dengan alasan berbeda suku. Saya Jawa, pacar Sunda.

Menurut ortu, orang Jawa tidak boleh menikah dengan orang Sunda, dan saya harus mematuhinya. Ortu pernah mengancam, jika tak mengikuti perintahnya, saya tidak akan dianggap anaknya lagi. Saya bingung, haruskah meninggalkan pacar dan mematuhi perintah ortu?

Di satu sisi, saya merasa berat untuk memutuskan hubungan cinta ini, apalagi sudah merasa cocok dengan pacar. Tetapi di sisi lain, saya tidak ingin kehilangan atau melukai hati ortu yang telah merawat dan membesarkan saya dengan segala kasih sayang dan pengorbanannya. Mohon nasihatnya, Ibu...
(Yeni- Semarang)

Jawab:
Ananda Yeni, kami dapat memahami kesulitanmu. Sebagai anak yang berbakti, ananda ingin mematuhi perintah ortu. Tetapi itu berarti harus rela melepaskan pemuda yang ananda cintai.

Mematuhi ortu merupakan sikap terpuji. Islam dengan tegas memerintah pemeluknya agar berbuat baik kepada orang tua (QS Luqman:14-15). Karena orang tua telah bersusah payah membesarkan dan mendidiknya. Seorang anak dilarang berkata/berlaku  kasar atau membentak orang tuanya.

Mengingat hal tersebut, sebaiknya ananda tetap bersikap baik dan menghormati pendapat ortu, meski berbeda dengan keinginanmu. Secara halus dan sopan, perlu ditanyakan mengapa mereka melarangmu berhubungan dengan pemuda tersebut. Mungkin ortu punya kenangan buruk dengan orang yang kebetulan dari Sunda.

Islam tidak melarang perkawinan antarsuku maupun antarbangsa. Kriteria yang diajarkan Islam untuk memilih jodoh adalah yang baik pengamalan agamanya dan berakhlak mulia. Dengan dasar ketakwaan kepada Allah dan budi pekerti mulia, diharapkan lelaki itu akan bergaul dengan isterinya dengan cara yang baik, tidak kasar, atau kejam, sehingga tercipta ketenangan berkeluarga.

Pertimbangan selain itu barulah rupa, kekayaan, keturunan, suku, dan sebagainya, terkait dengan keinginan dan pertimbangan setiap orang. Karena itu, cobalah ananda bicarakan kriteria memilih suami yang diajarkan agama ini dengan kedua ortu. Dengan komunikasi yang baik, diharapkan Yeni dapat memahami alasan ortu melarang hubungan dengan pemuda pilihan itu. Sebaliknya ortu diharapkan mengetahui pula dasar pertimbangan Yeni memilih pemuda tersebut.

Selanjutnya akan terjalin saling pengertian, yang akan membawa kebaikan bagi Yeni. Jika alasan ortu bahwa pengamalan agama si pacar kurang baik, sebaiknya Yeni memikirkan kembali kelanjutan hubungan itu. Namun jika alasan mereka tidak terkait dengan hal itu, Yeni dapat menjelaskan kebaikan pribadi pemuda tersebut, di samping kekurangannya.

Dengan demikian, ortu dapat mempertimbangkan keputusannya terdahulu. Percayalah, setiap ortu ingin anaknya bahagia. Mereka akan berbuat sesuatu yang mendatangkan kebahagiaan bagi anaknya, dan menjauhkan hal-hal yang akan menyengsarakannya. Agar hati makin mantap-tenang, mohonlah petunjuk kepada Allah dengan melakukan salat istikharah. Semoga Yeni mendapat jalan menuju kebahagiaan yang direstui ortu dan diridhoi Allah. (32)

(Suara Merdeka 3 Juni 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar