Rabu, 03 November 2010

Gantikan Tugas Suami

Tanya:
Setahun lalu suami saya di-PHK. Setelah itu dia
sakit sehingga tak dapat bekerja. Saya yang semula
hanya mengurus anak, kemudian bekerja di kantor
swasta. Karena cuma berijazah SMA, gaji saya tak
mencukupi untuk beli obat suami dan kebutuhan
sehari-hari. Akhirnya saya cari tambahan, membantu
tetangga mencuci dan menggosok pakaian.
Sejak bujangan suami saya sering diberi tanggung
jawab mengurus keluarga. Meski bukan anak
tertua, dia diserahi banyak urusan oleh orang tuanya.
Setelah dia menikahi saya, saudaranya sering minta
bantuan.
Karena kini suami saya sakit, mereka curhat pada
saya. Saya pun sering membantu keluarga suami
tanpa sepengetahuannya. Saya khawatir jika dia
tahu justru menambah beban pikiran dan memperparah
penyakitnya.
Bolehkah saya menyembunyikan persoalan itu di
hadapan suami? Samakah itu dengan berbohong?
Adakah keharusan memberitahukan segala urusan
rumah tangga pada suami? (Ny Titin)

Jawab:
Ibu Titin merahasiakan persoalan saudarasuadara
pada suami karena bermaksud baik. Ibu tak
ingin membebani pikiran suami yang sakit. Itu tak
sama dengan berbohong untuk merugikan pihak lain.
Ibu juga telah bertugas sebagai istri sekaligus
pencari nafkah. Bahkan Ibu bertanggung jawab atas
saudara suami. Semua itu untuk meringankan beban
suami.
Pembagian tugas suami-istri adalah hasil kesepakatan
kedua pihak. Ketika suami sakit dan tak dapat
menjalankan kewajiban sebagai kepala keluarga,
istri dapat menggantikan.
Pada dasarnya istri penolong suami dan suami
penolong istri. Karena itu Allah menyuruh para suami
memperlakukan istri secara baik (Surah An-Nur:19).
Begitu pula sebaliknya.
Jadi tak ada istilah îberebut kedudukan sebagai
kepala keluargaî, karena peran itu tak menyebabkan
seseorang lebih tinggi dari pasangannya. Kini,
banyak perempuan jadi ibu sekaligus kepala keluarga,
ketika suami tak dapat bertugas karena berbagai
sebab.
Langkah Ibu tak melaporkan setiap urusan keluarga
ke suami sudah tepat. Jika berita itu menggembirakan,
tak apa-apa disampaikan agar menambah
semangat segera sembuh. Bersabarlah. Jangan
lupa mohon pertolongan Allah agar suami segera
sembuh dan Ibu mendapat kembali kebahagiaan
berkeluarga. (51)
(Suara Merdeka 3 November 2010 h. 19)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar