Rabu, 15 Juni 2011

Tak Bisa Bicara dan Ingin Tobat*

Tanya: Saya punya tetangga dekat yang sakit lama. Namanya P. Semula ia tidak bisa berjalan dan sekarang bertambah tak bisa bicara.Tetapi masih bisa menulis. Apabila ia ingin sesuatu, maka ia akan menuliskannya di kertas.
Beberapa hari yang lalu, waktu saya menjenguk di rumahnya, melalui tulisan, ia menanyakan cara bertobat dari dosa-dosa yang pernah ia lakukan. Ia menyesal dulu pernah mengambil hak-hak karyawan yang bekerja di kantornya.
Sebelum sakit, ia pimpinan cabang sebuah kantor swasta.
Ia mengaku dulu sering memotong uang karyawan yang seharusnya diberikan bagi mereka yang bertugas melebihi jam kerja. Ia merasa bahwa sakitnya itu sebagai hukuman dari Allah, karena dosa-dosa yang pernah dilakukannya di masa lalu.
Apakah ia perlu meminta maaf pada karyawannya dulu dan berterus terang tentang pengambilan hak mereka? (Ny. Lina)

Jawab: Ibu Lina, tetangga ibu yang sedang sakit itu perlu dibantu untuk mendapatkan ketenangan dalam hidupnya.
Selama sakit, P diberikan kesadaran oleh Allah untuk bertobat. Dibukakan ingatan akan dosa-dosanya yang telah lalu, di antaranya telah mengambil hak para karyawannya.
Perbuatan itu sudah melanggar hak manusia. Maka perlu segera bertobat.
Langkah yang perlu ditempuh adalah mohon ampun kepada Allah, dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Disamping itu, P perlu menyelesaikan urusannya dengan sesama manusia, karena Allah akan mengampuni dosa yang terkait dengan hak manusia, kalau ia sudah meminta maaf dan mengembalikan apa yang menjadi hak orang lain, maka sebaiknya P segera meminta maaf kepada para karyawan dan mengembalikan hak mereka yang pernah diambil.
Berhubung P sakit, maka keluarganya dapat mewakili untuk menyampaikan permintaan maaf dan menyerahkan uang yang pernah diambil P kepada mereka yan berhak.
Memperoleh harta dengan mengambil hak orang lain itu menimbulkan ketidaktenteraman dalam hati, dan dilarang oleh Allah seperti tersebut dalam Alquran, yang artinya ’’Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang bathil.’’ (QS Al Baqarah :188).
Semoga setelah bertobat kepada Allah dan menyelesaikan urusannya dengan sesama manusia, hati P akan tenang, dan ketenteraman hati dapat membantu kesembuhan penyakit yang dideritanya. (24)
(Suara Merdeka 15 Juni 2011 h. 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar