Rabu, 09 April 2008

Cemas Hendak Menikah

Tanya: Saya bekerja di perusahaan swasta. Dalam waktu dekat akan menikah. Saya sering tugas luar mendampingi tamu yang ingin memilih langsung barang dagangan di gudang. Di antara pelanggan kami ada Pak H yang akrab dengan saya. Dari sekadar sahabat, akhirnya kami sepakat menikah tahun ini. 

Menghadapi semakin dekatnya waktu pernikahan, ada rasa cemas, karena saya pernah mengalami pelecehan seksual oleh L, pimpinan di tempat kerja sebelumnya. Selama ini saya merahasiakan hal itu. Apakah saya harus mengatakan sejujurnya tentang peristiwa terkutuk itu kepada H, atau lebih baik merahasiakannya. Saya khawatir dia kecewa jika mengetahui hal itu, dan menggagalkan perkawinan kami. Saya juga ingin memohon ampun kepada Tuhan, tetapi belum bisa berbahasa Arab. Apakah boleh diucapkan dalam bahasa Indonesia.

Erna-Slawi

Jawab: Ananda yang sedang gelisah, kami ikut prihatin dengan pelecehan yang menimpa Erna di masa lalu. Sebentar lagi Erna akan menikah dengan H, maka sebelum berlangsungnya pernikahan itu, sebaiknya berterus terang kepadanya tentang peristiwa pelecehan tersebut. Dengan kejujuran itu, akan dapat mengetahui apakah H dapat menerima Erna dengan segala kekurangan maupun kelebihannya,  ataukah akan menolak karena tidak mau menerima kenyataan pahit. 

Kejujuran itu penting untuk menghindari akibat di kemudian hari. Seandainya dengan pengakuan itu H merasa kecewa dan membatalkan niatnya untuk menikah, terimalah dengan lapang dada. Hal ini menandakan bahwa ia tidak siap menerima kekurangan Erna, bahkan tidak dapat memahami kondisi pasangannya. 

Sifat egois semacam itu dapat menghalangi terciptanya keharmonisan dalam rumah tangga. Maka, apa pun keputusan H, Erna tidak perlu takut menghadapi perkawinan pada masa mendatang. Karena dengan keberanian Erna mengungkapkan terjadinya pelecehan itu, maka tidak punya lagi beban psikologis. 

Kebahagiaan rumah tangga di antaranya ditopang kejujuran dan saling pengertian suami-istri. Adapun keinginan Erna untuk segera bertaubat kepada Allah, sesuai dengan perintahNya ’’Dan, bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang yang bertaqwa’’ (QS Ali Imran:133). 

Permohonan ampun atau doa boleh diucapkan dalam bahasa Indonesia jika Erna belum mampu berdoa dalam bahasa Arab. Sebab, Allah Maha Tahu apa yang diucapkan hambaNya, bahkan yang masih ada dalam benak atau hati manusia, Allah telah mengetahui. (37)
(Suara Merdeka 9 April 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar