Rabu, 20 Agustus 2008

Terperangkap Janda

Tanya

SAYA berumah tangga selama 25 tahun. Kami punya anak seorang gadis berusia 14 tahun. Karena tempat kerja saya di luar kota, maka sebulan sekali saya baru pulang ke rumah. Di kota M tempat kerja saya ada R, janda yang bertetangga dengan tempat kos saya. Ia punya toko kelontong tempat saya sering beli beberapa keperluan sehari hari. 

Dari sekadar teman, hubungan kami kemudian berubah menjadi saling menyayangi. Saya pernah sakit dan dialah yang membawa saya ke rumah sakit dan mengurus segala keperluan saya selama sakit. Setelah pulang dari rumah sakit, ia juga yang menyediakan makanan sesuai petunjuk dokter. Sekarang ini saya bingung karena ia meminta saya menikahinya. Padahal saya tidak ingin rumah tangga saya hancur, tetapi mau menolaknya juga tidak sampai hati karena ia sudah menolong saya. (Toro) 

Jawab 

Pak Toro yang sedang bingung. Pernikahan merupakan ikatan kasih sayang antara suami dan isteri yang amat kokoh karena didukung oleh ikrar yang diucapkan sewaktu akad nikah. Ini dikuatkan oleh hukum agama maupun negara dan disaksikan oleh Allah maupun sanak-saudara. Karena itu,suami-isteri mempunyai kewajiban untuk menjaga agar keluarga yang dibangun dapat mendatangkan kebahagiaan di dunia maupun akhirat. 

Niat Pak Toro menjaga keutuhan rumah tangga perlu diperkuat karena bapak telah mempunyai isteri yang setia dan anak gadis yang menginjak remaja. Mereka menyayangi bapak, demikian pula sebaliknya. Dan itu merupakan salah satu tanda terciptanya kebahagiaan dalam rumah tangga. 

Perjalanan rumah tangga yang telah sekian lama itu tentu tidak lepas dari suka dan duka. Bapak beserta isteri dapat melewatinya dengan baik sehingga rumah tangga masih utuh dan anak pun tumbuh dalam kasih sayang orang tua. Apakah kebahagiaan yang demikian itu akan ditukar dengan penderitaan isteri dan anak  hanya karena bapak ingin membalas budi R dengan menikahinya. 

Kebaikan orang lain memang tidak boleh dilupakan dan kita perlu membalasnya pula dengan kebaikan. Namun ini tidak harus mengorbankan kebahagiaan keluarga. Pak Toro perlu berterus-terang kepada R bahwa bapak telah mempunyai keluarga yang bahagia. 

Karena itu, hubungan dengan R selama ini sebatas tetangga. Meskipun kejujuran itu mungkin menyebabkan R patah hati, namun itu lebih baik baginya. Agar tidak terjadi kepura-puraan yang justru berakibat lebih menyakitkan bagi R. 

Sebagai suami yang diberi kepercayaan penuh oleh isteri dan anak, sebaiknya Pak Toro menjaga jarak dengan R agar tidak salah menafsirkan sikap bapak yang selama ini terkesan begitu dekat. Untuk menunjukkan keharmonisan keluarga Bapak, ajaklah isteri dan anak tinggal beberapa waktu lamanya di rumah kos. Dan ajaklah sekali waktu berkunjung ke rumah R. 

Semoga dengan demikian, R akan menyadari kekhilafannya. Jangan lupa selalu mohon kepada Allah agar diberikan kekuatan untuk menjaga diri dari godaan yang dapat menghancurkan kebahagiaan rumah tangga. (80)
(Suara Merdeka 20 Agustus 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar