Rabu, 20 Oktober 2010

Dicurigai Selingkuh

Tanya:
Saya karyawati beranak dua. Suami bekerja di
kantor swasta. Karena anak-anak sudah besar, saya
ikut kursus guru senam. Pelatihnya cowok, teman
sahabatku bernama R. Selesai senam, kami bertiga
sering pergi bersama. Terkadang kami belanja keperluan
sehari-hari di toko swalayan.
Suatu hari, ketika jalan-jalan di toko, kami bertemu
H, teman suami saya. H melaporkan kejadian di
toko itu ke suami saya. Suami saya marah dan setelah
itu selalu memata-matai saya.
Selain membuka kursus senam, saya ikut
kegiatan sosial yang terkadang menyita waktu.
Karena di lembaga sosial itu banyak teman lelaki dan
sering kontak lewat SMS, suami curiga dan menuduh
saya selingkuh. Jika marah, dia menuntut saya minta
maaf dan mengakui perbuatan yang dituduhkan.
Semua itu membuat hati saya sakit karena saya tak
pernah selingkuh.
Sekarang hubungan kami tak harmonis. Karena
tak bersalah, saya tak mau minta maaf. Namun
suami saya tetap pada pendiriannya. Terkadang timbul
dalam pikiran saya untuk bercerai. Namun anakanak
mencegah. Mereka ingin kami rukun kembali.
Bagamana cara meyakinkan suami bahwa saya
tak selingkuh? Saya juga tidak suka dituduh selingkuh.
(Ny Ratna)

Jawab:
Usaha Ibu Ratna mencari kesibukan dengan kursus
senam dan membuka kursus adalah baik.
Karena itu sebaiknya tempuh melalui cara yang baik
dan menghindarkan kecurigaan suami. Misalnya, tak
bepergian bersama cowok, meski tak melakukan hal
tercela. Sebagai istri, Ibu tentu sudah mengenal sifat
suami. Tuduhan selingkuh sesungguhnya merupakan
bentuk perhatian suami. Dia tak rela sang istri
jadi bahan gunjingan karena sering jalan bersama
guru senam yang cowok.
Untuk meyakinkan suami bahwa Ibu tak selingkuh,
ajaklah suami dalam kegiatan Ibu dan perkenalkan
pada teman-teman Ibu. Ibu bisa mempersilakan
suami memantau kegiatan Ibu di luar rumah.
Meski Ibu risi, jika cara itu membuat suami percaya,
biarkan saja.
Jika suami sudah yakin Ibu tak selingkuh, kepercayaan
suami akan pulih. Ibu perlu bersabar menghadapi
suami karena reaksi suami untuk mengawasi
tindakan Ibu muncul karena Ibu jalan bersama cowok
guru senam itu.
Ibu dan suami perlu saling memaafkan agar
keharmonisan rumah tangga tercipta kembali, sebagaimana
diinginkan anak-anak Ibu. Mohonlah petunjuk
dan bimbingan Allah agar Ibu dan suami rukun
kembali dan mendapat kebahagiaan dalam berkeluarga.
(51)

(Suara Merdeka 20 Oktober 2010 h. 19)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar