Rabu, 27 April 2011

Anak Saya Harus Selalu Diingatkan*

Tanya:
Saya karyawati, sedangkan suami buruh. Anak kami tiga. Anak kedua sekolah di SMK. Dia pintar dan selalu berperingkat tinggi. Namun dalam beberapa hal selalu menunggu perintah, seperti mengerjakan shalat, makan, serta menjaga kebersihan badan, pakaian, dan kamar.
Saya terkadang tak sabar. Apalagi jika capek sesudah bekerja sampai sore, masih harus mengingatkan dia tentang shalat, makan, dan mandi. Anak saya juga pemalu dan sulit beradaptasi dengan lingkungan. Misalnya, dia merasa tak nyaman diajak shalat ke musala karena banyak orang.
Kini, saya makin bingung setelah mendapat laporan dari guru pembimbing praktik kerja lapangan (PKL) dia sering membolos dari PKL. Bagaimana sebaiknya saya menghadapi dia? (Ny Sari)

Jawab:
Ibu Sari, setiap anak punya sifat tersendiri, yang berbeda dari saudara kandungnya. Mereka punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kewajiban orang tua membimbing anak agar mengerti kewajiban dan hak sebagai diri sendiri, hamba Allah, anak, anggota keluarga/masyarakat.
Agar anak tahu betapa penting shalat, Ibu perlu memberitahukan kewajiban muslim yang sudah balig untuk shalat lima waktu. Allah berfirman, “Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang beriman, hendaklah mereka tetap mengerjakan sembahyang” (Surah Ibrahim: 31).
Selain sebagai bukti ketaatan pada Allah, shalat punya banyak manfaat bagi manusia. Misalnya, lain untuk mengingat Allah. Dengan mengingat kebesaran dan kasih sayang-Nya, hati jadi tenang. Sebab, Allah yang berkuasa menolong, memberi anugerah, serta ampunan pada manusia yang mau memohon dan berusaha mencapai kebaikan yang diharapkan.
Dengan mengetahui manfaat shalat dan ancaman bagi yang melalaikan, anak akan menyadari untuk melakukannya. Menyadarkan arti penting kebersihan diri, pakaian, dan tempat tinggal serta keikutsertaan dalam PKL bisa dilakukan melalui penjelasan soal manfaat jika anak melaksanakan dan kerugian bila tak melakukan. Semoga dengan cara itu timbul kesadaran anak untuk melaksanakan kewajiban yang punya arti penting bagi masa depannya.
Ibu perlu selalu menanamkan kepercayaan diri pada anak. Misalnya, dengan pengakuan akan kebaikan dan kelebihannya agar dia mempunyai rasa percaya diri dan memudahkan bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan. Jangan lupa mohon petunjuk dan kekuatan Allah dalam membimbing putra-putri Ibu agar jadi anak saleh. (51) (Suara Merdeka 27 April 2011 h. 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar