Rabu, 11 Januari 2012

Merasa Bersalah*

Tanya:
Saya seorang ibu rumah tangga, memiliki saudara laki-laki bernama K. Ia bekerja di sebuah kantor swasta dan menjabat sebagai kepala bagian. Ia pria yang baik, namun sulit menolak permintaan istrinya, R.
K pernah mengeluh, bahwa istrinya suka berbelanja tanpa perhitungan. Sebulan yang lalu, saya mendapat kabar dari R bahwa suaminya di-PHK dan sakit.
Beberapa hari yang lalu, saya menjenguk saudara saya itu dan melihat bahwa ia seperti sangat tertekan.
Setelah saya ajak bicara, ia berterus terang bahwa ada perasaan bersalah karena ia telah menggunakan uang kantor. Meskipun pimpinannya tidak tahu, tetapi K merasa selalu dikejar dosa. Ia berniat mengembalikan uang tersebut, tetapi bagaimana caranya karena kantor itu sudah tutup, dan tak diketahui tempat tinggal pimpinannya. Bagaimana cara menghilangkan rasa bersalah yang terus menghantui perasaan saudara saya itu? (Ny Ita)

Jawab:
Ibu Ita, hati nurani saudara ibu itu masih baik, sehingga sewaktu melakukan hal yang menyimpang dari kebenaran, hati dan pikirannya gelisah dan mengakibatkan ia tidak mau makan. Maka ia perlu dibantu untuk segera menyelesaikan masalahnya, agar hatinya kembali tenang.
Orang yang sering berbuat kesalahan, nuraninya sudah lemah, sehingga tidak merasa risau meskipun berbuat dosa atau melakukan kezaliman kepada orang lain. Orang semacam ini hatinya sudah tertutup oleh dosa sehingga sulit menerima petunjuk ke arah kebenaran. Ia keras kepala, dan hanya mengikuti kemauannya sendiri.
Bagi orang yang mengabaikan kebenaran, Allah akan mengunci hati, pendengaran serta penglihatan mereka sehingga tertutup/tidak bisa menangkap petunjuk Allah. Bagi mereka ini akan mendapat siksa yang amat berat (QS Al-Baqarah: 7).
Saudara ibu termasuk yang masih bisa menangkap petunjuk bahwa menggunakan uang yang bukan haknya itu adalah dosa. Untuk menghilangkan rasa bersalah yang selalu menghantui dirinya, maka segeralah ia mohon ampun dan bertaubat kepada Allah.
Disertai janji tidak akan mengulangi lagi kesalahan yang pernah diperbuatnya di masa mendatang. Sebagai tindak lanjut dari taubat itu, maka harta yang diambil dengan jalan yang tidak benar itu harus dikembalikan. 
Karena kantor sudah tutup, maka perlu dicari pimpinan kantor itu atau lembaga yang mengelolanya. Apabila tidak ditemukan, maka bisa dengan pasang iklan yang memberitahukan bahwa K ingin bertemu untuk menyelesaikan urusan kantor.
Semoga dengan demikian, hati akan menjadi tenang dan sebagai langkah pencegahan agar tidak terjadi lagi penggunaan harta yang bukan miliknya, maka suami istri perlu mengatur belanja kebutuhan rumah tangganya sesuai kemampuannya.
Jangan lupa doakan saudara ibu agar selalu mendapat petunjuk ke jalan yang membawa kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. (24) (Suara Merdeka 11 Januari 2012 h. 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar