SAYA seorang ibu punya dua anak yang masih kecil. Rumah tangga saya akhir-akhir ini goncang karena suami mempunyai hubungan cinta dengan seorang wanita. Beberapa kali saya membaca pesan singkat (SMS) yang masuk lewat HP suami. Kebetulan waktu itu ia sedang mandi. Pesan itu dari seorang wanita bernama D. Ia minta bertemu di suatu empat. Pada hari dan jam yang ditentukan lewat pesan itu, suami saya keluar rumah dengan alasan ada rapat.
Beberapa kali saya membaca pesan dari wanita yang menunjukkan adanya hubungan khusus. Suatu hari saya mengikuti suami dari kejauhan dan ternyata di depan pasar swalayan ia berhenti kemudian menghampiri seorang wanita. Tanpa sengaja di lain waktu saya melihat suami bersama wanita tersebut. Ternyata D sahabatku di SMA. Ketika saya tanyakan kepada suami, dia marah serta menuduh saya telah berprasangka buruk terhadapnya. Akhirnya kami berdiam diri dan kadang muncul keinginan untuk bercerai. Apakah saya perlu bicara dengan sahabat yang sering kencan dengan suami saya itu?
(Ny Tia)
Jawab:
Ibu Tia, kami dapat memahami perasaan Ibu yang sedang resah karena suami punya hubungan khusus dengan D. Untuk mengetahui benar atau tidaknya hubungan cinta antara suami denganD, Ibu dapat menanyakan hal tersebut kepada suami maupun D. Jika antara keduanya memang terjalin hubungan cinta, maka Ibu perlu menjelaskan kepada D bahwa laki-laki yang selama ini menjalin cinta dengannya adalah suami Ibu.
Mintalah pengertiannya untuk tidak melanjutkan hubungan. Di samping itu, ibu perlu bicara pula dengan suami tentang akibat hubungannya dengan D. Itu semua demi ketenangan keluarga dan anak-anak. Mengingat masa depan anak-anak sangat membutuhkan bimbingan ayah dan ibunya, maka hubungan harmonis dalam keluarga yang selama ini terganggu perlu dibina kembali. Untuk itu, diperlukan kebesaran dan tenggang rasa antara Ibu dan suami. Sikap saling mendiamkan itu perlu segera diakhiri karena hal itu tidak bisa menyelesaikan masalah dan dilarang oleh agama.
Karena itu, segera Ibu mengajak bicara suami untuk menyelesaikan kemelut rumah tangga ini. Jangan lupa berdoa kepada Allah agar diberi kekuatan dan jalan keluar dari godaan ini. (80)
(Suara Merdeka 18 Juni 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar