Rabu, 04 Juni 2008

Syarat Bertobat

Tanya: 
Saya  ibu rumah tangga punya lima anak. Suami kerja swasta dan sering keluar kota untuk bisnis. Di dunia usaha, persaingan untuk mendapatkan peluang sangat ketat. Suami saya dengan beberapa rekan bergabung untuk bersama-sama mencari peluang mendapatkan proyek. Ternyata keakraban di bidang bisnis itu berkelanjutan menjadi hubungan percintaan antara suami dengan rekan bisnis bernama I. Saya mengetahui  hubungan itu dari SMS. Tidak hanya bersama dengan I, tetapi dengan wanita yang lain. Padahal dia rajin shalat. Bagaimana cara mengingatkan agar ia mau bertobat dan apa syarat tobat itu? (Nia) 

Jawab: 
Ibu Nia, ada yang memandang iseng dengan wanita yang  bukan muhrimnya itu satu hal yang lumrah. Namun dari pandangan agama, perbuatan itu termasuk dosa. Itu selingkuh. Apalagi kalau hubungan itu sudah sampai pada taraf laiknya suami-isteri. Itu jelas dilarang oleh agama dan termasuk dosa besar. 

Perselingkungan itu, kalaupun belum sampai tindak perzinaan, sudah termasuk perbuatan yang dilarang karena sudah mendekati. Firman Tuhan, "Dan janganlah kamu mendekati zina karena sesungguhna zina itu suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk (QS Al-Isra: 32).'' 

Soal kerja suami dalam bisnis itu adalah hal wajar. Kalau sudah dikotori dengan perselingkungan, maka perlu diingatkan agar kembali ke jalan yang benar. Sebagai isteri, ibu sudah berulangkali mengingatkan. 

Jangan putus asa. Sadarkan ia melalui pembicaraan dari hati ke hati. Sebagai seorang muslim yang rajin menjalankan shalat lima waktu, tentu suami tidak ingin menambah dosa. Bukankah dalam shalat seorang muslim selalu memohon petunjuk kepada Allah dengan mengucap "Tunjukilah jalan yang lurus". Melalui pikiran, hati nurani, maupun firman, Allah membimbing manusia agar bisa mengetahui perbuatan yang benar dan salah. Selanjutnya terserah suami, mau mengikuti petunjuk itu atau memilih yang salah. 

Syarat-syarat taubat yang diterima Allah adalah (a) menghentikan dosa yang pernah diperbuat, (b) menyesali perbuatan dosa itu, (c) berjanji tidak akan mengulangi, (d) mengikuti dengan perbuatan baik. Jangan lupa mohonlah pertolongan Allah agar suami diberikan kesadaran dan kekuatan untuk bisa kembali ke jalan yang diridai. (80)
(Suara Merdeka 4 Juni 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar