Rabu, 09 Juli 2008

Tidak Ingin Hamil

Tanya

SAYAseorang pegawai swasta yang terikat perjanjian kerja. Di antara persyaratan yang sudah saya sepakati sewaktu diterima kerja adalah tidak hamil sampai habis masa kontrak. Saya tidak pernah memikirkan syarat itu. Setelah putus dengan D, saya tidak penah terlintas untuk menikah. 

Kesibukan di tempat kerja menyebabkan saya tidak sempat berpikir tentang status yang masih lajang. Padahal dua adik saya sudah berkeluarga semua. Setahun yang lalu saya berkenalan dengan B. Kami merasa cocok dan sepakat untuk menikah. Karena masa kontrak kerja saya belum habis, maka saya minta untuk menunda kehamilan setelah menikah.  

Tetapi B tidak setuju karena orang tuanya segera ingin punya cucu. Dan B adalah anak semata wayang. Maka hanya kepadanya orang tua mengharapkan keturunan. Karena persoalan ini, kami sering berselisih. Apakah hubungan ini perlu dilanjutkan atau diputus sampai di sini? (Atik) 

Jawab 

ANANDA Atik yang sedang bingung. Di antara tujuan perkawinan adalah mempunyai keturunan. Karena manusia akan mengalami tua dan mati, maka ini untuk melanjutkan sejarah keluarga dan cita-cita. Manusia perlu mempunyai keturunan. Menurut tuntunan Islam, anak mempunyai nilai duniawi dan uhrawi. Jika anak dapat tumbuh menjadi anak yang saleh, maka ia dapat berbakti dan dapat membahagiakan orang tuanya di dunia maupun akhirat. Allah juga menempatkan orang tua dalam posisi terhormat (QS An-Nisa: 36). 

Maka sudah seharusnya setiap orang berbahagia dengan status tersebut. Dan manusia berusaha agar martabat sebagai orang tua tetap terjaga; menjadi teladan dalam kehidupannya. Cobalah Atik renungkan betapa bahagianya mempunyai keluarga dengan anak yang lucu. Dan dengan demnikian akand apat memenuhi harapan mertua sekaligus membahagiakan suami. Karena hanya Atik dan suamilah yang menjadi tumpuan harapan orang tua B untuk mendapatkan cucu. 

Mengenai kelangsungan kerja, cobalah bicarakan dengan B. Masih banyak jalan lain yang bisa ditempuh untuk mendapatkan  pekerjaan. Selain di kantor, banyak ibu rumah tangga yang berhasil mengelola berbagai usaha tanpa harus meninggalkan rumah. Untuk mendapatkan kemantapan dalam mengambil keputusan, mohonlah petunjuk Allah agar dipilihkan jalan yang membawa pada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. (80) 
(Suara Merdeka 9 Juli 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar