Rabu, 07 Januari 2009

Istri Abaikan Anak

Tanya: 
Saya seorang pekerja di pabrik, punya anak berusia 4 tahun. Istri saya bekerja di Biro Perjalanan. Ia sering pulang malam dan bersikap tak acuh terhadap anak. Karena masih jadi satu dengan orang tuaku, maka yang mengawasi anak sehari-harinya adalah ibuku. 

Dan untuk melayani kebutuhannya maka diserahkan kepada pembantu. Meskipun hari libur, istriku cenderung bermalas-malasan dan tidak memedulikan anak. Karena itu, kami sering bertengkar sebab saya menginginkan dia mencurahkan perhatian kepada anak. 

Situasi rumah tangga yang seperti itu mendorong saya ingin menceraikannya. Setelah saya kemukakan niat itu kepada istri. Ia menyetujui perceraian itu, tetapi anak harus ikut dia. Saya keberatan karena ia tidak pernah mengurusi anaknya. Apakah perkawinan kami masih bisa dipertahankan dan bagaimana memberitahu isteri agar mendidik anaknya menjadi saleh? (Rudy). 

Jawab: 
Pak Rudy, untuk membangun kebahagiaan rumah tangga memang tidak cukup hanya dengan cinta. Masih banyak faktor lain yang ikut menentukan keharmonisan hubungan, seperti saling pengertian/ tenggang rasa, dan memenuhi kewajibannya sebagai suami/ isteri. 

Selama ini istri bapak kurang perhatian terhadap anak dan tidak berusaha memenuhi kewajiban merawat dan mendidik anak. Meskipun ia bekerja di luar rumah, namun kewajiban mendidik anak tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada ibu mertua atau pembantu. 

Keikutsertaan ibu dan Pak Rudy dalam mengawasi anak merupakan bentuk kepedulian terhadap cucunya, namun tidak dapat dijadikan alasan oleh isteri Pak Rudy untuk menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak kepada ibu mertua. 

Rumah tangga Pak Rudy masih bisa dipertahankan asal Pak Rudy dan isteri sepakat untuk memperbaiki kekurangan masing-masing. Maka rencana Pak Rudy menceraikan istri perlu dipertimbangkan kembali. 

Karena akibat perceraian dapat berdampak buruk terhadap perkembangan jiwa anak. Untuk itu, bicarakanlah  dengan istri tentang perlunya menciptakan kembali keharmonisan dalam rumah tangga. 

Apabila istri memunyai kesulitan dalam merawat dan mendidik anak, maka bantulah jalan keluarnya sehingga ia peduli pada anaknya. Secara naluriah, Allah memberikan kepada setiap ibu rasa sayang terhadap anaknya. 

Adanya kecintaan dan rasa sayang itu mendorong seorang ibu untuk selalu dekat dan memerhatikan anaknya. Dan mendidik anak tidak hanya tugas ibu saja, tetapi juga ayah. Maka Pak Rudy perlu membimbing dan membantu istri dalam mengasuh dan membesarkan anak. 

Karena isteri Pak Rudy sudah membantu mencari nafkah, maka sudah seharusnya Bapak ikut membantu tugas istri, termasuk mengasuh dan mendidik anak. 

Agar anak menjadi saleh, Islam telah memberikan tuntunan. Di antara dengan menanamkan akidah (keislaman) sedini mungkin, mengajarkan shalat dan membaca Alquran, memberi teladan dalam berbicara dan berperilaku. 

Menurut tuntunan rasul, sejak anak berusia 7 tahun, perlu dibiasakan melakukan shalat wajb dan pada usia 10 tahun diharapkan kebiasaan itu telah tertanam sehingga kalau ia meninggalkan shalat, perlu diberi peringatan keras (HR Ahmad, Turmudzi, Tabrani, dan Hakim).
(Suara Merdeka 7 Januari 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar