Rabu, 08 Juli 2009

Menghentikan Kemaksiatan

Tanya:
Saya ibu rumah tangga, sudah menikah selama 30 tahun, mempunyai dua anak dan tiga cucu. Suami bekerja sebagai salesman dan saya buka warung makan di rumah. Meskipun usaha kami kecil, tetapi cukup untuk menutup kebutuhan sehari -hari.

Tapi yang kami (saya dan anak) prihatinkan adalah perilaku suami yang sering berjudi dan mabuk-mabukan. Awalnya dia terpengaruh temannya. Ketika kami ingatkan, dia mengatakan hanya sekadar untuk pergaulan. Padahal suami saya itu rajin salat, tetapi mengapa sulit meninggalkan perbuatan yang dilarang agama.
Anak-anak sering mengeluhkan perilaku bapaknya. Bagaimana cara mengajak suami untuk meninggalkan kemaksiatan itu, karena dia sering marah kalau disinggung tentang kegemarannya berjudi dan mabuk.
(Ny Tini)

Jawab:
Ibu Tini tahu bahwa judi dan minum minuman keras dilarang agama. Judi dan minum khamr terbukti menimbulkan kerusakan ekonomi, kesehatan, maupun pergaulan. Betapa banyak uang yang dihamburkan tanpa manfaat yang jelas.
Setiap penjudi tentu menginginkan selalu bisa memenangi permainan, bisa meraup uang sebanyak-banyaknya. Dalam kenyataannya, tidak ada yang menang terus.

Sebaliknya, banyak yang kalah dan hartanya habis. Selain menyengsarakan keluarga, akibat lebih jauh dapat menimbulkan permusuhan antarpenjudi atau antara penjudi dan keluarganya. Suami Ibu pun marah jika disinggung hobinya itu.

Minum minuman keras juga menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, bahkan dapat menimbulkan kerusakan sistem pencernaan dan saraf otak. Masih banyak kerusakan yang ditimbulkan oleh perjudian dan minuman keras. Karena itu Allah melarang  manusia berjudi dan mabuk-mabukan (QS Al Baqarah: 219).

Selama ini suami Ibu rajin salat, tetapi masih melakukan perbuatan maksiat itu. Mungkin suami belum tahu dasar larangan itu ada di Alquran, bahkan menganggapnya sebagai cara mempererat persahabatan. Ibu Tini bisa menunjukkan larangan tersebut, dan ajaklah suami untuk meninggalkan kemaksiatan itu.

Sesungguhnya dalam setiap salat, seorang muslim selalu mohon kepada Allah agar ditunjukkan jalan yang lurus (jalannya orang yang mendapat kenikmatan dunia dan akhirat). Petunjuk Allah antara lain terdapat di Alquran, seperti perintah menjauhi judi dan minuman keras.

Ibu Tini, jangan berputus asa mengajak suami ke jalan yang benar. Ajaklah anak-anak ikut mengingatkan bapaknya. Karena judi dan mabuk bukanlah contoh yang baik bagi anak dan cucu, sehingga wajib bagi suami untuk menghentikan perbuatan itu. Cobalah melalui berbagai cara, bisa sewaktu  bersama anak-anak atau ketika Ibu berduaan dengan suami.

Sampaikan ajakan itu dengan  lemah lembut, dan jangan lupa mendoakan suami agar diberikan petunjuk dan kekuatan untuk menjauhi segala yang dilarang Allah. (32)

(Suara Merdeka 08 Juli 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar