Rabu, 19 Mei 2010

Suami Tergoda Siswi

Tanya:
Saya ibu dari seorang anak yang masih kecil. Suami saya tentor yang memberikan pelajaran privat bagi siswa SMA. Beberapa kali saya mendapat informasi dari orang tak dikenal bahwa suami saya sering berboncengan dengan siswi berseragam sekolah. Namun saya tak pernah menanggapi.
Karena SMS itu tak berhenti, saya tunjukkan pada suami untuk menanyakan kebenarannya. Suami tak mengakui. Dia mengatakan itu fitnah.

Suatu hari saya mengikuti suami dari kejauhan. Ternyata tak jauh dari SMA di kota kami, dia berhenti dan menghampiri seorang siswi berseragam sekolah. Saya tak bisa melihat dengan jelas wajah siswi itu. Namun dari belakang saya seperti pernah melihat dia.

Lain waktu, tanpa sengaja saya melihat kembali suami bersama siswi itu. Ternyata dia R yang selama ini mengikuti les privat pada suami saya. Karena saya telah membuktikan, suami tak bisa mengelak. Meski semula terkejut dan marah, akhirnya dia mengakui. Suami saya memang bertemperamen tinggi. Namun saya tak mau dikhianati. Akhirnya kami saling berdiam diri.

Terkadang muncul keinginan saya untuk bercerai. Namun anak kami masih kecil. Apakah dia harus menjalani hidup ini tanpa kasih sayang seorang ayah? Apakah saya perlu bicara dengan siswi yang sering kencan dengan suami saya itu? (Ny Nila)

Jawab:
Ibu Nila, kami dapat memahami perasaan Ibu yang resah karena suami punya hubungan khusus dengan siswinya. Ibu juga sudah melihat suami sering bersama R. Suami juga mengakui hubungan itu. Jika mereka menjalin hubungan cinta dan Ibu ingin mempertahankan rumah tangga, Ibu perlu bertemu R. Mintalah dia menjauhi suami Ibu. Sebab, lelaki yang menjalin cinta dengannya adalah suami Ibu dan sudah punya anak.

Selain itu, Ibu perlu bicara pula dengan suami agar mengakhiri hubungan dengan R. Mengingat masa depan anak sangat membutuhkan bimbingan ayah dan ibu, hubungan harmonis dalam keluarga yang terganggu perlu Ibu bina kembali. Karena itu, Ibu mesti sabar menghadapi suami. Namun Ibu juga perlu bersikap tegas untuk menghentikan perilaku suami yang iseng. Sebab, perbuatan suami itu telah merusak citra guru yang seharusnya jadi anutan.
Jangan lupa berdoa pada Allah agar diberi kekuatan untuk mengajak suami kembali ke jalan yang benar. Jadi, Ibu bisa mendapatkan kembali kebahagiaan berkeluarga. (53)
(Suara Merdeka 19 Mei 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar