Rabu, 04 Agustus 2010

Kasihan Ibu

Tanya:
Saya pelajar SMK beradik tiga. Mereka masih
sekolah di SMPdan SD. Ibu saya PNS, sedangkan
Bapak kerja pada pemborong perumahan. Dulu,
ketika Bapak bekerja di kantor swasta, keluarga
kami tenang dan Bapak-Ibu rukun. Namun setelah
pindah kerja ke perumahan, Bapak sering keluar
kota dan jarang pulang ke rumah.
Tanpa sengaja saya pernah mendengar Bapak
dan Ibu bertengkar. Ibu menuduh Bapak telah selingkuh.
Ibu diberi tahu temannya yang tinggal di
perumahan yang dibangun Bapak bahwa Bapak
berhubungan dengan wanita pemilik warung makan
di kota tersebut.
Setelah pertengkaran malam itu, Bapak lebih
sering di luar kota. Ibu sering murung, bahkan pernah
saya lihat menangis. Saya ingin menolong Ibu,
tetapi tak tahu caranya.
Saya mulai membenci Bapak yang telah membuat
Ibu bersusah hati. Jika saya menulis surat dan
meminta Bapak bersikap baik pada Ibu, apakah kirakira
Bapak mau menuruti permintaan saya? (Alan)

Jawab:
Ananda Alan, berbeda pendapat bagi suami-istri
wajar. Pertengkaran itu umumnya berawal dari
perbedaan pendapat dan setiap pihak merasa
benar dan tak mau disalahkan.
Alan pernah mendengar Ibu bertengkar dengan
Bapak soal hubungan Bapak dengan wanita lain.
Ibu mendapat kabar tentang hubungan itu dari
teman yang sekota dengan tempat kerja Bapak.
Sebelum memercayai kabar itu, Ibu telah
menanyakan kebenaran berita tersebut pada
Bapak. Mungkin Bapak tak mengakui punya
hubungan dengan wanita itu, sehingga mereka
bertengkar.
Agar Ibu tak berlarut-larut sedih memikirkan berita
itu, segera saja laksanakan niat Alan membuat
surat kepada Bapak. Semoga surat itu menggugah
kesadaran Bapak akan kesalahannya dan kembali
rukun dengan Ibu.
Sebagai anak, Alan tak boleh membenci Bapak.
Karena berita dari teman Ibu itu pun perlu ditelusuri
kebenarannya. Andai benar, mohonlah Bapak
berterus terang pada Ibu dan mau meminta maaf
atas kekhilafan itu. Jika Bapak tak mau, Alan bisa
menulis surat lagi untuk mengulangi harapan Alan
dan adik-adik agar Bapak bersikap baik pada ibu
dan meninggalkan wanita lain itu.
Bukankah Ibu sudah bersusah payah membantu
Bapak mencari nafkah? Jadi seharusnya Bapak
menyayangi Ibu. Bukan malah menyakiti perasannya.
Jangan lupa, mohon pada Allah agar Ibu diberi
kesabaran menghadapi cobaan. Adapun Bapak
diberi petunjuk agar kembali ke jalan yang benar.
(51)
(Suara Merdeka 4 Agustus 2010 h. 19)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar