Rabu, 15 September 2010

Ibu Tak Memaafkan

Tanya:
Saya pegawai sebuah kantor, sudah menikah selama setahun secara siri. Sebelum menikah, L, suami saya, bekerja di tempat hiburan. Kami menjalin hubungan empat bulan. Ketika L dan orang tuanya hendak melamar, saya bilang pada Ibu. Namun Ibu tak setuju.

Ketika saya tanyakan alasan ketidaksetujuannya, Ibu menilai L terlalu genit dan kurang sopan pada orang tua. Yang paling tak disukai Ibu, L merokok. Karena Ibu tak merestui, kami pun menikah siri.

Setahun saya mendekati Ibu agar menerima L. Namun belum berhasil. Bahkan Ibu melarang saya mengajak L berlebaran ke rumah Ibu. Padahal, saya ingin pada hari raya ini Ibu memaafkan kami. Bagaimana caranya agar Ibu memaafkan kami? Juga memperbolehkan kami datang untuk merayakan lebaran di rumah Ibu? (Nani)
 
Jawab:
Ibu Nani, restu ibu sangat penting bagi kehidupan anak. Jadi usaha mendapat simpati Ibu bagi L tepat. Namun alasan Ibu tentang L benar pula. Perilaku genit, kurang sopan pada orang tua, dan kebiasaan merokok dapat memengaruhi  kebahagiaan rumah tangga, terutama setelah punya anak.

Perilaku L merupakan contoh tak baik bagi anak-anak kelak. Jika Anda ingin Ibu menerima L, hilangkan perilaku kurang baik itu. Sebaiknya L tahu hal-hal yang menyebabkan Ibu tak bisa menerima dia sehingga bisa jadi bahan introspeksi untuk memperbaiki perilaku.

Bu Nani perlu mohon maaf pada orang tua, terutama Ibu, yang sangat mencintai Anda. Karena pernikahan cuma sekali, perlu hati-hati memilih pasangan. Jika L mencintai Anda, tentu mau mengubah perilaku. Itu penting bagi kelangsungan hubungan Anda berdua dan orang tua.

Segeralah sowan Ibu lebaran ini. Jika Ibu belum mengizinkan datang bersama L, Anda bisa datang sendiri. Jika L sudah berubah lebih baik, sampaikan pada Ibu. Semoga Ibu berkenan dan merestui hubungan Anda dan L. Bila orang tua sudah setuju, segera menikah secara sah menurut hukum agama dan negara. Sebab, pernikahan siri tak memberikan perlindungan hukum pada istri dan anak. (51)

(Suara Merdeka 15 September 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar