Rabu, 01 September 2010

Ramadan yang Sepi

Tanya:
Saya gadis berusia 27 tahun, bekerja di kantor
swasta. Setahun lalu, saya pacar meninggal dunia lantaran
sakit. Sampai kini saya belum punya pengganti,
meski ada yang mendekati.
Sekian lama sendiri, timbul hasrat menjalin hubungan
dengan lelaki yang telah menyatakan cinta. Apalagi
orang tua dan saudara juga meminta saya segera
menikah.
Namun Ramadan ini saya teringat almarhum pacar
saya. Sebab, biasanya dia mengajak saya tarawih keliling
ke beberapa masjid. Kali ini, semua itu mesti saya
lakukan sendiri.
Beberapa bulan lalu, teman kuliah dulu menyatakan
ingin hidup bersama saya. Namun sampai kini belum
saya jawab. Saya sering terombang-ambing antara
perasaan ingin hidup sendiri atau berkeluarga. Hidup
sendiri terasa bebas, tanpa beban, meski acap terasa
sepi. Jika menikah, saya khawatir suami tak sebaik
almarhum pacar saya.
Bagaimana cara melupakan pacar saya? Apakah
saya dapat mengunjungi makamnya selama Ramadan
ini? Sebab, saya pernah mendengar tetangga menyatakan
ke makam pada Ramadan tak diperbolehkan.(Titin)

Jawab:
Mbak Titin, kami memahami betapa sulit menghapus
kenangan Ramadan bersama almarhum pacar.
Namun Anda harus bangkit, meninggalkan masa lalu
dan memikirkan masa depan.
Ramadan ini doakan almarhum diampuni dan diberi
pahala. Berziarah pada Ramadan tak dilarang. Namun
kunjungan ke makam untuk mendoakan yang telah
meninggal dan untuk mengingat mati. Jadi kita sadar
suatu saat kelak juga mati. Mengingat mati, seseorang
memperoleh dorongan untuk bersemangat beribadah
dan beramal.
Anda perlu juga memikirkan lelaki yang mendekati
dan menyatakan cinta. Dengan perkawinan, terjagalah
seseorang dari perbuatan dosa oleh desakan nafsu
syahwat. Menurut Islam, hukum perkawinan menjadi
sunah bagi orang yang mampu kawin tetapi masih bisa
menahan hawa nafsu sehingga tak terjerumus ke perzinaaan.
Namun jadi wajib jika seseorang mampu kawin
tetapi tak lagi mampu menghadapi desakan hawa nafsu.
Rasulullah menganjurkan umat Islam menikah karena
pernikahan lebih mampu menjaga mata dan kemaluan
dari yang larangan Allah (HR Jama’ah). Selain untuk
menjaga diri dari zina, dalam perkawinan suami-istri
dapat saling tolong dalam beribadah dan berbuat
kebaikan. Insya Allah, Anda mendapat pasangan hidup
yang lebih baik. Karena itu, cobalah membuka hati bagi
lelaki yang menyatakan cinta dan pilihlah yang
berpengamalan agama baik. Karena, kepatuhan menjalankan
agama membawa berkah ketenteraman
rumah tangga. Jangan lupa mohon petunjuk Allah dalam
memilih jodoh yang saleh dan dapat jadi teman dalam
beribadah. (51)

(Suara Merdeka 1 September 2010 h. 19)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar