Rabu, 18 Mei 2011

Saudara Suka Adu Domba*

Tanya:
Saya mahasiswi perguruan tinggi swasta. Selain saudara kandung,
saya punya sepupu T. Orang tua saya sudah menganggap
dia anak sendiri.
Saya punya lima saudara kandung. Semua sudah berkeluarga.
Orang tua kami sudah meninggal. Saat Ayah-Ibu hidup, kami
rukun dan saling bantu. Namun akhir akhir ini, kakak saya D dan M
tak bertegur sapa karena adu domba dari T.
T pernah menyampaikan berita pada M bahwa D menghina
istri M, yang dikatakan berasal dari keluarga tak mampu dan tak
sepadan dengan keluarga kami. Mendengar perkataan T, M
marah dan mendatangi D ke kantor. Mereka pun bertengkar.
Beberapa bulan kemudian ketahuan biang keladi
pertengkaran itu adalah T. Bagaimana cara merukunkan M dan D
yang sampai kini belum mau bertegur sapa? Kami sekarang
membenci T yang telah memecah-belah keluarga. Bahkan
kakak-kakak saya tak mengakui lagi T sebagai saudara. (Lian)

Jawab:
Lian, ya adu domba bisa menyulut permusuhan
antarsaudara dan menyebabkan perpecahan keluarga yang
semula saling menyayangi. Karena itu ancaman bagi orang yang
suka mengadu domba, menurut Rasulullah, adalah siksa sejak
di alam kubur sampai kelak hari kiamat (hadits riwayat Abi
Hurairah). Menghadapi berita yang diembuskan orang yang
suka mengadu domba sebaiknya waspada dan perlu mengecek
dulu kebenarannya. M mestinya menanyakan dulu pada D
kebenaran berita yang disampaikan T. Namun semua telanjur
terjadi. Jadi sekarang sebaiknya mereka berdamai dan saling
memaafkan.
Lebih baik bila M mau minta maaf pada D karena telah
berprasangka buruk dan mempermalukan D karena bertengkar
di kantor yang kemungkinan didengar teman-teman D. Untuk
mengembalikan suasana persaudaraan, Lian bisa meminta
saudara tertua mempertemukan dan mendamaikan M dan D.
Mereka perlu diingatkan pada masa indah sewaktu kerukunan
antarsaudara terjalin. Sampaikan pula betapa sedih hati
orang tua jika menyaksikan anak mereka bermusuhan. Islam
juga melarang mendiamkan saudara lebih dari tiga hari.
T perlu pula diberi peringatan bahwa akibat adu dombanya
keluarga jadi terpecah dan ada yang saling benci. Minta T tak
mengulangi perbuatan yang dilarang agama itu.
Sebaiknya Lian dan saudara lain tak membenci T. Maafkan
dia dan kuatkan ikatan persaudaraan sebagaimana ketika
orang tua masih hidup. Kerukunan itu akan membuat orang tua
bahagia jika mereka masih hidup. (51)
(Suara Merdeka 18 Mei 2011 h. 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar