Tanya: Saya seorang mahasiswi yang sedang belajar di kota S. Biasanya pada bulan menjelang Puasa, saya bersama kakak dan adik selalu mengunjungi makam ibu kami yang telah meninggal lima tahun lalu. Namun pada bulan ini, saya tidak bisa pulang ke tempat asal, karena baru kerja praktik di kota yang cukup jauh. Ada perasaan bersalah dalam diri saya, karena tidak dapat mengunjungi makam ibu. Seolah saya sudah mengabaikan ibu, hanya karena kesibukan sekolah. Apakah saya dapat mendoakan almarhumah ibu, tanpa harus mengunjungi makamnya. Saya ingin tetap berbakti pada ibu, tapi bagaimana caranya karena beliau sudah tidak ada. (Nanik)
Jawab: Ananda Nanik, mengunjungi makam atau berziarah kubur bisa dilakukan kapan pun tidak terbatas hari atau bulannya. Jadi Nanik tidak perlu resah, karena menjelang Puasa ini tidak dapat mengunjungi makam ibu. Mendoakan ibu yang sudah meninggal, bisa dilakukan di mana pun, tanpa harus mengunjungi makamnya. Berziarah ke makam, menurut tuntunan Rasulullah adalah untuk mengingatkan orang yang masih hidup akan datangnya kematian.
Dengan mengunjungi makam, dapat membangkitkan kesadaran bahwa sebagai manusia, dirinya juga akan mati dan dikubur seperti mereka yang sedang diziarahi. Dan orang yang sudah mati, tidak akan bisa berbuat sesuatu. Maka selagi masih hidup, harus digunakan untuk beribadah yang rajin dan beramal kebaikan.
Nanik masih bisa melanjutkan baktinya kepada almarhumah ibu, dengan mendoakan serta memohonkan ampun kepada Allah atas kekhilafannya. Misalnya setelah shalat wajib atau waktu berziarah ke makamnya. Menurut tuntunan Rasulullah, ziarah kubur adalah untuk mendoakan yang meninggal, bukan untuk meminta sesuatu kepada yang sudah meninggal. Karena yang meninggal sudah tidak mampu berbuat bagi dirinya, apalagi untuk orang lain.
Yang berhak dimintai sesuatu hanya Allah yang Mahakuasa. Selain mendoakan, Nanik juga bisa melakukan bakti itu dengan cara memelihara silaturahmi dengan keluarga, termasuk saudara-saudara ibu atau sahabat-sahabatnya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Abdullah ibn Umar bahwa Rasulullah bersabda yang artinya, ’’ Di antara bakti seseorang yang paling baik kepada orang tuanya adalah menyambung tali silaturahmi dengan keluarga maupun teman orang tuanya setelah orang tuanya meninggal.’’ (Hadis riwayat Imam Muslim).
Menjaga tali persaudaraan sangat penting, agar tidak terjadi perpecahan sepeninggal orang tua. Karena dalam kenyataan, banyak keluarga yang saling bertikai atau bermusuhan karena berebut harta warisan.
Jangan lupa memohon pertolongan Allah, agar Nanik beserta keluarga dijauhkan dari perpecahan keluarga yang dapat mendatangkan kesedihan bagi ayah. (24)
(Suara Merdeka 13 Juli 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar