Rabu, 06 Juli 2011

Suami Tak Mau Bertobat*

Tanya :
Saya seorang ibu rumah tangga, mempunyai sahabat bernama F. Ia mengeluh kepadaku tentang perilaku suaminya yang sudah dua tahun ini mempunyai wanita idaman lain. Suami temanku itu bekerja di luar kota, dan hanya sebulan sekali pulang ke rumah. Pada awalnya, F tidak curiga pada suaminya yang sering menerima telepon dari wanita. Karena pekerjaan suami F sebagai konsultan pembangunan, memang banyak berhubungan dengan ibu-ibu yang pada umumnya mengajukan gambar mengenai bentuk bangunan rumah yang mereka inginkan.
Yang mencurigakan F adalah sewaktu suaminya mendapat musibah di jalan dan dirawat di rumah sakit kota M, maka ada N yang selalu menjenguk dan menunggui. Bahkan ketika ia tahu kalau F adalah istri dari G, maka ia mengatakan bahwa terjadinya kecelakaan setelah ia dan G pulang dari rekreasi. Sesudah suaminya sembuh, maka F menanyakan kepada suaminya mengenai hubungannya dengan N. Di hadapan istrinya, G mengaku kalau N adalah teman baik yag selama ini banyak membantu dalam bidang usahanya. Meskipun ada  rasa curiga, tetapi F berusaha mempercayai suaminya.
Namun akhirnya suaminya tidak bisa mengelak lagi, sewaktu F menemukan berkali-kali SMS yang menunjukkan bahwa hubungan mereka tidak sekadar teman.
Sekarang ini suami F sudah sebulan sakit di rumah, namun ia tetap berhubungan lewat SMS atau telepon. Dan G sudah tidak menghiraukan lagi imbauan dari istrinya agar ia bertobat dan mengakhiri perselingkuhannya itu. Sahabatku itu sekarang sedang menunggu kelahiran putra keduanya dengan perasaan sedih karena suaminya masih berhubungan dengan N. Apa yang perlu dilakukan sahabat saya untuk menjauhkan suaminya dari N. (Ny Fira)

Jawab :
Ibu Fira, sebagai seorang yang peduli dengan keluhan sahabat, maka Bu Fira dapat ikut membantu meringankan beban perasaan F. Agar dalam masa melahirkan nanti dapat menghadapi tugas mulia itu dengan tenang dan bahagia. Dari keberanian N yang mengaku di hadapan F sebagai wanita yang dekat dengan suami F, bisa diketahui bahwa wanita tersebut sudah tidak punya rasa segan atau malu mengakui sebagai WIL suami F. Karena itu, F juga perlu bersikap tegas kepada N untuk menjauhi suaminya. Namun sebelumnya, F perlu bicara dari hati ke hati dengan suaminya, tentang pentingnya dukungan dan sikap suami untuk menciptakan ketenangan agar ia dapat melahirkan anak kedua mereka dengan lancar tanpa hambatan apa pun. Suami perlu diingatkan pula, bahwa ia adalah teladan bagi anak-anaknya. Bagaimana jadinya, apabila ia masih tetap melakukan penyimpangan moral, namun sebagai orang tua tentu ia juga punya harapan anak-anaknya kelak menjadi orang yang berbudi luhur. Jalan untuk mempunyai keturunan yang berperilaku baik, termasuk bakti kepada orang tuanya harus dimulai dari pribadi orang tua yang dapat dijadikan teladan bagi anak-anaknya, sehingga anak-anak menaruh hormat kepada orang tuanya. Termasuk hal yang menyakitkan hati orang tua, manakala ia tidak dihormati oleh anak-anaknya. Namun sebagian orang tua sering lupa, bahwa hormat anak pada orang tuanya juga ditentukan oleh perilaku orang tua itu sendiri.
Semoga dengan pembicaraan dari hati ke hati itu, suami F terbuka kesadarannya dan kembali menjadi suami yang baik dan setia bagi F. Jangan lupa F diminta selalu mohon pertolongan Allah agar suaminya diberikan kekuatan dapat mengatasi godaan yang dapat merusak kebahagiaan rumah tangganya. (24)
(Suara Merdeka 6 Juli 2011 h. 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar