Rabu, 20 Juli 2011

Memilih Karier atau Menikah*


Tanya: Saya seorang  karyawati di kantor swasta. Bekerja sejak lulus SMA sampai sekarang, dan sudah mendapat posisi, yang menurutku, sudah cukup bagus.  Untuk mempertahankan kepercayaan pimpinan, saya  perlu meningkatkan pengetahuan saya  melalui  sekolah lagi pada hari libur. Nyaris waktu saya tersita untuk pekerjaan dan karier, dan tidak sempat kumpul-kumpul dengan saudara, apalagi dengan sesama teman sebaya.
Rata-rata teman saya sudah berumah tangga dan punya anak. Ibu dan saudara saudara saya juga sering mengingatkan perlunya segera menikah, karena usia  saya yang semakin bertambah. Di antara kenalan saya, memang ada P yang  pernah simpati pada saya, tetapi belum  pernah menyatakan cinta kepadaku, karena ia juga bekerja dan tinggal di kota yang jauh dari tempat tinggal saya. Kami jarang ketemu, sehingga tidak ada kesempatan untuk bergaul lebih dekat. Sekarang  ini saya dihadapkan pada pilihan yang sulit, karena karier telah menyita perhatian dan waktu saya. Sementara itu, desakan dari keluarga agar saya segera menikah juga semakin gencar. Mana yang harus saya dahulukan, karier atau berumah tangga. (Rina)

Jawab: Ananda Rina, bersyukurlah kepada Allah yang telah memberikan banyak karunia dalam kehidupan ini. Di samping pekerjaan yang ditekuni memberikan kepuasan, Rina juga mempunyai keluarga yang menyayangi dan memperhatikan Rina.  Sebagai orang tua, ibu Rina tentu akan berbahagia kalau anak-anaknya sukses dalam karier dan berbahagia dalam rumah tangganya. Mengingat usia, memang sudah waktunya Rina memikirkan tentang pernikahan. Semua manusia membutuhkan orang lain untuk berbagi rasa, saling menyayangi dan saling memberi semangat di kala hati dilanda resah dan yang paling penting adalah perlunya mempunyai keturunan yang akan menyambung  sejarah hidup keluarga dan bisa untuk sandaran ketika sudah tua.
Semua itu akan diperoleh melalui pernikahan. Maka yang perlu dilkukan oleh Rina adalah memilih pasangan hidup yang mempunyai pengamalan agama yang baik dan akhlak yang mulia. Dua hal itu yang akan mendukung terciptanya kerja sama suami dan istri, serta kedamaian dalam rumah tangga.
Islam memberikan tuntunan agar suami dan istri tolong-menolong dalam kebaikan sebagaimana firman Allah, yang artinya: ”Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh yang baik dan mencegah yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya” (Alquran, Surat At-Taubah: 71). Karier Rina tidak akan terganggu dengan adanya pernikahan, bahkan akan semakin terdukung oleh suami yang mempunyai pengertian dan siap membantu dalam kebaikan sebagaimana yang diajarkan Islam. Mengenai P, Cobalah dibina kembali hubungan dengannya, siapa tahu ia adalah jodoh yang baik bagi Rina. (24)
(Suara Merdeka 20 Juli 2011 h. 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar