Tanya:
Saya seorang ibu rumah tangga, mempunyai dua anak balita. Tinggal di daerah,yang jauh dari masjid. Saya dan suami ingin agar anak-anak tumbuh menjadi saleh dan salihah. Karena itu, meskipun jauh, tetapi kami sering mengajak anak-anak untuk ikut shalat di masjid. Namun karena jaraknya yang jauh itu, hanya kadang-kadang kami ajak ke masjid. Pada Ramadan ini, saya ingin melatih anak saya yang besar untuk berpuasa. Bagimana caranya agar anak bisa ikut berpuasa, meskipun tidak sampai sore. (Ny Iwan)
Jawab:
Langkah ibu dan suami memperkenalkan ibadah shalat kepada anak sudah tepat. Bagi anak, contoh dari orang tua merupakan pelajaran yang paling diingat dan mudah diikuti. Ayah dan ibu adalah orang terdekat yang mudah diketahui apa yang dilakukan dan mereka kelak akan menirunya. Termasuk dalam melaksanakan ibadah.
Melatih puasa bagi anak-anak memang perlu disesuaikan dengan usia dan kemampuan mereka. Bagi dunia anak, bermain adalah masa yang menyenangkan. Maka sewaktu puasa, berikan hak mereka untuk bermain, hal ini sekaligus mengajarkan kepada anak bahwa puasa tidak harus mengurung diri di rumah atau meninggalkan pekerjaan yang seharusnya dilakukan.
Pada masa Rasulullah, ada seorang ibu yang punya anak masih kecil-kecil. Agar anak-anak itu lupa pada rasa lapar yang dirasakan ketika berpuasa, maka diajaklah anak-anak bermain. Kalau ada anak yang menangis karena lapar, maka akan diberikan mainan dan di antara mereka sesuai dengan umurnya ada yang bisa menahan lapar tanpa terasa sampai sore hari (hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim).
Ibu Iwan bersama suami bisa melatih anak berpuasa sebagaimana kisah sahabat Nabi tersebut. Semoga Allah menunjukkan jalan bagi ibu dan suami untuk mendidik mereka, hingga kelak mereka menjadi saleh/salihah. (24)
(Suara Merdeka 3 Agustus 2011 h.7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar