Rabu, 03 Desember 2008

Mengidap Penyakit Kotor

Tanya :
SAYA wirausahawan yang tinggal di  Kota M, punya isteri dan dua anak yang sudah besar. Setelah melalui perjuangan yang tidak mengenal lelah, sekarang ini usaha saya berkembang di beberapa tempat. Hal ini membawa pula perubahan pada diri saya yang semula tidak pernah mengikuti kesenangan beberapa teman untuk mencari hiburan. Sekarang ini saya terpengaruh ikut iseng bersama wanita penghibur. 

Sebagai akibat dari pergaulan semacam itu, saya menderita penyakit kotor. Dan isteri saya akhirnya tahu keadaan saya. Sekarang ini ia tidak mau tidur denganku. Katanya takut tertular penyakit. Saya berusaha untuk berhenti dari perbuatan iseng tersebut, tetapi memang belum berhasil sepenuhnya. Karena terkadang masih timbul keinginan untuk mencari wanita yang pernah kencan dengan saya. Bagaimana cara menyakinkan isteri bahwa saya ingin bertaubat dan ingin kembali ke jalan yang benar. Dan bagaimana cara bertaubat yang dapat mencegah dari perbuatan iseng itu? (Tito)

Jawab: 
Pak Tito, pengaruh teman memang cukup besar dalam kehidupan seseorang. Apalagi kebiasaan buruk. Biasanya lebih mudah diikuti daripada perilaku baik. Karena itulah seseorang perlu memilih teman yang luhur akhlaknya agar dapat terbawa ke jalan yang benar. 

Pak Tito mengakui sebagai suami yang suka iseng, namun sekarang sudah berusaha untuk menghentikan perbuatan dosa itu. Keinginan Bapak untuk bertaubat merupakan pertanda timbulnya kesadaran untuk kembali ke jalan yang benar. Agar tidak mudah terpengaruh lagi, untuk sementara waktu Bapak perlu membatasi diri dalam bergaul  dengan teman-teman yang suka iseng dengan wanita-wanita penghibur. Dan Bapak harus berani menolak ajakan mereka. Kalau perlu kemukakan secara jujur alasan Bapak tidak mau lagi melakukan perbuatan dosa itu. Tujuannya agar Pak Tito mendapatkan kekuatan. Bergabunglah dengan teman-teman yang pengalaman agamanya baik. Ikutlah kegiatan majelis taklim agar keteguhan iman terpelihara. Apalagi akibat langsung dari perbuatan itu juga telah Bapak rasakan. Antara lain penyakit kotor dan rusaknya keharmonisan dalam rumah tangga. Karena itu, segeralah bertaubat dan tidak mengulangi perbuatan itu. 

Adapun cara bertaubat yang dapat menghentikan perbuatan dosa adalah dengan taubat nasuha, yaki melalui (1) permohonan ampun kepada Allah atas dosa yang telah dilakukan (2) menghentikan perbuatan dosa itu, (3) menyesali dan berjanji kepada Allah tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi, (4) serta mengikutinya dengan perbuatan yang baik. 

Bapak dapat menyakinkan isteri bahwa Bapak telah taubat. Tidak hanya dengan kata-kata, tetapi perlu dibuktikan dengan perbuatan. Misalnya Bapak secara bersungguh-sungguh tidak lagi berhubungan dengan wanita-wanita penghibur. Untuk mengembalikan kepercayaan isteri, Bapak perlu memberitahukan secara jujur tentang kegiatan yang bapak lakukan di mana pun. Dan ajaklah isteri untuk mendampingi Bapak periksa kesehatan agar ia tahu perkembangannya.

Apabila Bapak telah sembuh dari penyakit kotor, diharapkan isteri tidak ragu lagi untuk berhubungan suami-isteri. Dekatkan diri kepada Allah dan mohonlah petunjuk dan bimbingan-Nya agar Bapak dapat hidup dalam jalan yang diridai-Nya. (80)
(Suara Merdeka 3 Desember 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar