Rabu, 02 Juni 2010

Dituduh Selingkuh

Tanya:
Saya ibu rumah tangga, punya tiga anak. Suami karyawan swasta bergaji mingguan. Karena penghasilan suami belum mencukupi, saya ingin mencari tambahan. Saya mengikuti kursus rias pengantin dan kecantikan di luar kota, sehingga urusan rumah tangga sering kacau. Misalnya, saya tak sempat masak untuk keluarga karena tergesa-gesa berangkat kursus.

Saya juga ikut kegiatan sosial yang terkadang menyita waktu. Karena di lembaga sosial itu banyak teman lelaki dan sering kontak lewat SMS, suami curiga. Dia menuduh saya selingkuh. Suami meminta saya minta maaf dan tak mengulangi perbuatan yang dituduhkan itu.

Saya sakit hati karena tak pernah selingkuh. Kini, hubungan kami tak harmonis. Karena tak bersalah, saya tak mau minta maaf. Bagaimana  sebaiknya, Bu? (Titin)

Jawab:
Maksud Ibu membantu suami menambah penghasilan baik. Karena itu perlu cara yang baik pula agar tujuan itu tercapai dan menambah kebahagiaan keluarga. Sebagai ibu rumah tangga, Ibu merasa bersalah karena tak dapat menyediakan makanan untuk keluarga sebagaimana selama ini.

Karena punya banyak kegiatan, Ibu perlu merencanakan semua agar terlaksana dengan baik. Jika berangkat kursus atau kegiatan, Ibu  tentu harus bangun lebih awal dan sudah menyiapkan bahan yang dimasak pada sore hari. Jadi pagi hari, masakan dapat  tersaji dalam waktu singkat. Masakan sendiri lebih terjamin bersih dan sehat sehingga Ibu sekeluarga terjaga dari gangguan kesehatan.

Soal kecurigaaan suami, Ibu perlu menyikapi dengan sabar. Sebaiknya Ibu bicara dari hati ke hati. Yakinkan suami bahwa tuduhan itu tak benar. Ibu bisa tunjukkan SMS itu ke suami. Persilakan suami mencari bukti di lembaga sosial itu untuk membuktikan tuduhan perselingkuhan tersebut benar atau tidak.
Menuduh selingkuh istri yang baik-baik perlu dihindari. Apalagi jika tak punya bukti. Sebab, dapat menyebabkan saling benci dan memutus ikatan perkawinan. Dalam Alquran disebutkan, suami yang menuduh istri berzina tanpa saksi selain dirinya, harus bersumpah empat kali   atas nama Allah bahwa dia telah bersumpah dengan sebenarnya. Dan, sumpah kelima, dia sanggup menerima laknat Allah bila sumpahnya palsu. Istri juga harus bersumpah sama bahwa sang suami telah bersumpah palsu dan sanggup menerima laknat Allah bila sumpah sang suami benar (Surah An-Nur: 6-9).

Ibu Titin dan suami tentu menyayangi anak-anak dan tak ingin mereka menderita karena ibu dan ayah saling benci karena tuduhan yang  belum tentu benar. Ibu dan suami perlu saling memaafkan agar tak sampai bersumpah yang berujung pada laknat Allah. Mohonlah ampunan dan petunjuk Allah agar mendapat kebahagiaan dan rezeki yang halal. (51)
(Suara Merdeka 2 Juni 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar