Rabu, 23 November 2011

Anakku Tertarik Pria Lain*

Tanya:
Saya seorang ibu rumah tangga, mempunyai anak tiga. Yang paling besar sudah berumah tangga dan punya dua anak, sedangkan dua anak lainnya masih kuliah. Anak yang sudah berumah tangga tersebut sekarang ini sedang tergoda laki-laki lain yang sudah punya istri dan anak. Saya tidak tahu apa penyebabnya ia tertarik pada M, laki-laki yang menggodanya. Padahal menantu saya, lebih baik dalam segalanya dibanding dengan M. Yang saya risaukan, sekarang ini anak saya ingin cerai dari suaminya dan akan menikah dengan M.
Sebagai orang tua, saya dan suami sudah berusaha menasihati anak kami, tetapi tidak membuat ia berubah keinginan. Kami juga sudah bicarakan masalah itu dengan menantu, ia juga mengaku masih mencintai anak saya, dan tidak akan menceraikannya. Saya lihat, menantu saya memang masih berusaha untuk tetap mempertahankan pernikahannya. Tetapi anak saya jarang bicara dengan suaminya, karena menantu saya memang sibuk dengan pekerjaannya di perusahaan swasta. Bagaimana cara memperbaiki rumah tangga anak kami yang seperti itu, karena saya dan suami menginginkan rumah tangga mereka kembali rukun dan damai. (Ny. Rustini)

Jawab:
Ibu Rustini, rumah tangga putri ibu sedang mengalami goncangan. Kalau dilihat hubungan putri ibu dengan suaminya, tampaknya ada persoalan yang membuat hubungan mereka tidak harmonis.
Mungkin kesibukan menantu ibu menyebabkan ia kurang memberikan perhatian pada istrinya, sehingga komunikasi suami dengan istrinya jarang dilakukan dan menyebabkan mereka enggan bicara satu sama lain. Meski suami sibuk, seharusnya komunikasi tetap dipelihara. Di sela kesibukan, tentu ada waktu sejenak untuk menjalin komunikasi dengan istri dan anaknya.
Hari-hari libur perlu dimanfaatkan untuk menciptakan kebersamaan dengan istri dan anak-anak. Ini merupakan salah satu jalan untuk memperbaiki hubungan yang kurang harmonis antara mereka.
Sebagai ibunya, Bu Rusti bisa bicara dari hati ke hati dengan putri ibu tentang situasi rumah tangganya yang tampak tidak harmonis dan keinginanannya untuk bercerai. Ibu bisa mengingatkan putri ibu akan kedudukannya sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya.
Sebagai isteri, ia perlu memahami tugas suami, dan menjaga hubungannya agar tetap baik sama suaminya. Apabila ada persoalan rumah tangga, sebaiknya segera dicari solusinya bersama suami. Kalau suami tidak pernah menyinggung tentang masalah rumah tangga atau persoalan suami istri, maka istri perlu proakif (berinisiatif) untuk mengajak bicara suami tentang persoalan yang dihadapi. Karena persoalan yang menumpuk, akan membuat istri jenuh dan akhirnya enggan berbicara. Di saat krisis seperti ini, putri Ibu akan mudah tergoda oleh laki-laki yang bisa memahami dirinya sebagaimana yang terjadi sekarang.
Untuk memperbaiki rumah tangga ananda, maka Ibu perlu bekerja sama dengan suami. Bapak juga perlu mendekati menantunya, dan bicara dari hati ke hati tentang problem rumah tangganya. Kalau memang ada persoalan menantu dengan istrinya, pertemukan keduanya dan mintalah mereka mencari solusi dari persoalan yang dihadapinya. Sadarkanlah mereka tentang pentingnya menjaga keutuhan rumah tangga, dan kepentingannya bagi masa depan anak-anak mereka.
Jangan lupa memohon pertolongan Allah agar rumah tangga putri Ibu bisa utuh kembali dan mendapatkan kebahagiaan berkeluarga. (24) (Suara Merdeka 23 November 2011 h. 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar