Rabu, 09 November 2011

Menjelang Pensiun, Suami Tergoda PSK*

Tanya:
Saya seorang PNS, demikian pula suami saya. Kami punya empat anak, sudah berumah tangga semua. Kami juga sudah punya cucu. Kehidupan kami semula tenteram.
Di samping sebagai pegawai, suami saya juga paranormal. Banyak orang yang datang ke rumah dan minta tolong berbagai urusan. Saya tidak pernah curiga maupun campur tangan pekerjaan suami. Karena saya percaya bahwa suami saya tidak akan berbuat yang menyimpang dari norma agama ataupun norma masyarakat.
Tetapi, di luar pengetahuan saya, ternyata suami saya tergoda seorang pekerja seksual komersial (PSK) yang sering datang dan minta pertolongan suami.
PSK itu mengaku, atas petunjuk paranormal lain, ia telah menemukan orang yang akan menjadi jodohnya. Ciri-ciri jodoh itu, katanya, ada pada diri suami saya.
Sejak PSK itu sering datang, suami saya telah lupa sama anak istri. Ia tergila-gila sama perempuan itu, dan saya sudah bosan untuk mengingatkan suami agar sadar dan kembali menjadi suami dan ayah yang baik.
Sekarang ini, kami sering bertengkar, bahkan ia pernah memukul saya. Sebenarnya saya malu dengan anak-anak kami, tetapi kalau dibiarkan saja, suami juga semakin jauh dari keluarga, dan terjerumus ke jalan yang dilarang agama.
Sebaiknya bagaimana menghadapi semua itu, apakah saya harus berdiam diri untuk mempertahankan rumah tangga atau saya perlu melaporkan hal itu ke pimpinan kantor suami? (Tuty)

Jawab:
Ibu Tuty, ibarat berlayar, perjalanan biduk rumah tangga ibu bersama suami itu sudah hampir mencapai pulau tujuan.
Namun, sebelum sampai, datanglah godaan yang mengancam keutuhan rumah tangga ibu. Sebagai istri yang sudah sekian lama mendampingi suami, Bu Tuty tentu tahu sifat-sifat suami.
Sebelum PSK datang, suami Ibu bisa menjaga diri dan Ibu mempercayai suami, kepercayaan yang Ibu berikan, sehingga tidak terjadi kasus yang meresahkan Bu Tuty. Namun dengan datangnya PSK, suami ibu berubah menjadi lupa pada istri dan anak-anak. Ia berubah seperti pemuda yang sedang jatuh cinta, dan lupa diri bahwa ia sudah beranak cucu.
Menghadapi semua ini, ibu tidak boleh berdiam diri. Bu Tuty bersama anak-anak perlu mengingatkan suami yang sedang salah jalan. Suami istri diperintahkan oleh Allah saling mengajak kepada kebaikan (amar ma'ruf) dan mencegah dari kemungkaran (nahi munkar) sebagaimana tersebut dalam Alquran yang artinya "Dan orang-orang yang beriman, laki laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya." (Alquran, Surat At-Taubah:71).
Jangan biarkan suami ibu terperosok ke jurang dosa yang lebih dalam, segeralah mengambil tindakan dengan menyadarkannya. Ibu perlu sabar dan kuat, jangan putus asa, lakukan terus-menerus bersama anak-anak. Kalau tidak ada perubahan, Ibu bisa minta bantuan pimpinan kantor suami untuk memberikan peringatan dan kalau diperlukan juga sanksi. 
Selain itu, Ibu juga perlu mengingatkan PSK agar tidak menggoda suami Ibu dan menjauhinya. Jangan lupa selalu mohon pertolongan Allah, agar badai yang mengancam keutuhan rumah tangga ibu segera berlalu serta berganti dengan kebahagiaan. (24) (Suara Merdeka 9 November 2011 h. 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar